Jumat, 17 April 2015

Efektivitas dalam organisasi

MAKALAH
TEORI ORGANISASI
Tentang Efektivitas dalam Organisasi
Oleh kelompok 4
            Zainal Basri                                                            E21113305
Hairil Sakthi HR                                       E21113307
            Suherman Ahmad                                      E21113308
            Muhammad Hidayat DJ                           E21113312
            Reinaldy Anwar                                          E21113505

Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Uniersitas Hasanuddin
Makassar
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan kepada kelompok kami untuk dapat menyelesaikan halaman demi halaman makalah ini. Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai sang motivator dan inspirator terhebat sepanjang zaman.
Kelompok kami sangat sadar bahwa setiap pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan banyak pihak yang begitu luar biasa, oleh karenanya tanpa mempermasalahkan hierarkinya, maka Kami  ingin sekali menyampaikan ucapanterima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memiliki andil terhadap pembuatan makalah ini baik bantuan moriil maupun materiil.
Semoga  makalah yang kami beri judul “ EFEKTIVITAS DALAM ORGANISASI”  ini dapat menjadi suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para pembaca, serta diharapkan dapat menambah cakrawala berfikir kita dan tentunya dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis khususnya.


Makassar,15 November 2014
Salam

                                                                                                Kelompok 4





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR ISI....................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang.................................................................................   4
1.2       Rumusan Masalah..........................................................................     5
1.3       Tujuan Penulisan............................................................................     5

BAB II. PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Efektifitas Organisasi......................................    
2.2       Pengukuran Efektifitas Organisasi ..................................     
2.3       Model Model Efektifitas ................................................      
2.4       Faktor Faktor Yang mempengaruhi Efetifitas ..............
2.5       Perspektif Efektifitas
BAB III. PENUTUP
3.1       Kesimpulan....................................................................................     15
DAFTAR FUSTAKA..............................................................................      16



BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang

Efektivitas adalah keberhasilan mencapai tujuan organisasi. organisasi yang efektif adalah  orgnaisasi yang  mencapai tujuan. efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi dapat disebut efektif ketika dapat melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi:
1. mencapai visi organisasi,
2. pemenuhan aspirasi,
3. menghasilkan keuntungan bagi organisasi,
4. pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan
5. aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi.
Empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu:
(1) mengerjakan hal-hal yang benar, di mana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya.
(2) mencapai tingkat di atas pesaing, di mana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik.
(3) membawa hasil, di mana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang bermanfaat.
(4) menangani tantangan masa depan.
Jadi dapat dikatakan bahwa efektivitas selalu berkait dengan tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas (hasil) yaitu mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
1.2 Rumusan Masalah

·         Apa pengertian Efektifitas ?
·         Bagaimana pendekatan dan cara yang digunakan untuk mengukur Efektifitas ?
·         Hal hal apa saja yang mempengaruhi Efektifitas ?

1.3 Tujuan Penulisan

·       Mengetahui Defenisi dari Efektifitas
·       Mengetahui hal hal yang dapat mempengaruhi Efektifitas
·         Mengetahui pendekatan dan cara yang digunakan dalam Efektifitas



BAB II Pembahasan
2.1 Defenisi Efektifitas Organisasi
          Menurut Bemard (1938:20)  efektivitas organisasi merupakan kemahiran dalam sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (“if it accomplished its specific objective aim”). Schein dalam bukunya “organizational Psychology mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri dan juga bertumbuh, lepas dari fungsi-fungsi tertentu yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
Menurut Etzioni, efektifitas sebagai kemampuan organisasi dalam mencari sumber dan memanfaatkannya secara efisien dalam mencapai tujuan tertentu. Ahli ekonomi mengartikan efektifitas sebagai kemampuan organisasi menghasilkan laba sebesar-besarnya, ahli politik mengartikan sebagai kemampuan organisasi memperoleh posisi yang lebih kuat diantara organisasi-organisasi lain, Sedangkan karyawan mengartikan sebagai kemampuan organisasi memberikan tingkat kesejahteraan setinggi-tingginya kepada anggota dan lain-lain.
            Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu system dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber  daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya. Efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan”. Jadi, efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan orgnaisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan demikian, pengertian efektivitas dalam beberapa definisi di atas menunjukkan pada kualifikasi sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Jadi efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan pemakaian proses yaitu pemilihan cara-cara yang sesuai dengan tujuan.
            Keefektifan adalah derajat di mana organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan efektivitas adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan atau sasaran  yang telah ditetapkan. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tujuan menjadi pokok pertama dan utama dari sebuah kegiatan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain unsur yang penting dalam teori efektivitas adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal. Tujuan itu tidak lain adalah harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. Dengan demikian perumusan tujuan dan proses mencapai tujuan itu melibatkan berbagai komponen, antara lain tenaga, sarana dan prasarana, serta waktu. 
           

2.2 Pengukuran Efektifitas Organisasi
A. Kriteria efektifitas
Kriteria efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
·         Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.
ü  Kriteria makro ialah pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya keutungan organisasi atau pencapaian tujuan akhir organisasi.
ü  Kriteria mikro ialah pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.
·         Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas modal variable tunggal dan jamak.
ü  Pengukuran dengan kriteria tunggal ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu variable saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan), kepuasan kerja diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan, keuntungan organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka yang diperoleh dari bagian pembukuan.
ü  Pengukuran dengan criteria jamak adalah cara melihat efektifitas organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut diperhitungkan.
·         Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis
ü  Pengukuran statis adalah melihat efektifitas dorganisasi dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang telah dilakukan.
ü  Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha mengukur efektifitas organisasi di waktu yang akan datang.
·         Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.
ü  Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan criteria yang dapat diterapkan pada semua jenis organisasi.
ü  Teknik kedua adalah pengukuran efektifitas yang menggunakan criteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan.
Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat digunakan sebagai kritera, yaitu:
1). Produksi
Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk (output) yang dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas).
2). Efisiensi
Efisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan dengan penggunaan sumber yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk, besarnya biaya dan waktu yang diperlukan seiap siswa sampai dengan lulus, dsb.
3). Kepuasan
Kepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang dirasakan  para anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang dihasilkan.Kepuasan dapat diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran, tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan semangat kerja yang ditunjukkan anggota.
4). Kemampuan adaptasi.
Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan.Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan adaptasi. 
5). Pengembangan organisasi.
Pengembangan organisasi adalah criteria efektifitas yang menunjuk kepada kemampuan organisasi untuk memandang jauh kedepan dan melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha organisasi.Criteria pengembangan lebih menekankan pada upaya organisasi dalam jangka panjang.
B.pendekatan dalam melihat efektifitas organisasi
Ada dua pendekatan yang digunakan dalam melihat efektifitas organisasi, yaitu:
·         Pendekatan tujuan
Pendekatan tujuan adalah pendekatan yang paling lazim digunakan unutuk menilai dan melihat efektifitas sebuah organisasi.Hampir senua definisi tentang organisasi yang dapat dijumpai dalam kepustakaan mengemukakan bahwa pembentukan organisasi adalah dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Meskipun pendekatan tujuan merupakan teknik yang sederhana, mudah, dan masuk akal tetapi kenyataannya sering dihadapkan pada berbagai problem, diantaranya:
1). Tujuan sebuah organisasi tidak selamanya menghasilkan sesuatu yang tampak, sehingga mudah diatur.
2). Sebuah organisasi kadang-kadang memiliki tujuan yang berdimensi ganda.
3). Menentukan tujuan khusus sebuah organisasi itu sendiri sering sulit dilakukan.


·         Pendekatan teori sistem
Teori sistem memandang organisasi dari dua sudut, yaitu intern dan ekstern.Secara intern organisasi dipandang sebagai kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian.Bagian-bagian tersebut satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi dan bergantung.  Sebagai kelompok kerjasama, mekanisme kerja organisasi mengikuti siklus: input-proses-output. Sedangakan secara ekstern organisasi dipandanag sebagai bagian darai lingkungan, inputnya diambil dari lingkungan, dan outputnya diserap oleh lingkungan. Pendekatan teori system, memandang organisasi dengan dua penekanan, yaitu:
1). Bahwa organisasi mutlak perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan
lingkungan.
      2). Bahwa secara intern organisasi harus memberikan perhatian cukup pada
siklus: input-proses-output.
Dengan jalan pikiran seperti itu, maka sebuah organisasi dapat dikatakan
efektif apabila memenuhi dua kriteria berikut:
      1). Mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan.
      2). Mampu mengelola siklus input-proses-output dengan efisien.
2.3 Model Model Efektifitas
A)      Model Tujuan (Goal Model)
Suatu organisasi menurut definisnya diciptakan dan dirancang secara sengaja untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang ditentukan. Model tujuan merupakan model yang paling banyak digunakan sebagai kriteria efektifitas. Model tujuan pada dasarnya menyatakan bahwa efektivitas organisasi harus dinilai dalam bentuk pencapaian hasil akhir dan bukan cara atau prosesnya.
Kegunaannya terbatas karena ketergantungannya pada tujuan yang dapat diukur dan terikat pada batas waktu. Karena tidak semua organisasi memiliki tujuan dengan karakteristik-karakteristik tersebut, manager hendakya memilih model ini hanya bila hasih akhir yang menjadi sasaran jelas dan kapan harus terjadi.
B)      Model Sumber Daya Sistem (System Resource Model)
Model Sumber Daya Sistem menekankan pandangan tentang organisasi sebagai struktur sosial yang dapat diidentifikasi dan saling ketergantungan antara organisasi dan lingkungannya. Saling ketergantungan mengambil bentuk transaksi dimana sumber daya – sumber daya berharga dan langka dipertaruhkan dalam kondisi persaingan. Sukses organisasi dalam kompetisi ini  selama suatu periode tertentu dipandang sebagai efektivitas organisasi. Model Sumber daya sistem menekankan akuisisi sumber daya yang dibutuhkan sebagai kriteria penilaian efektivitas.
C)      Multiple Constituency models
Model-model multiple constituency mengembangkan kriteria penilaian efektivitas organisasi atas dasar berbagai preferensi stakeholders yang berbeda terhadap kinerja organisasi. Ada 4 model distributif, yaitu:
a. Model Relativistik, memandang efektivitas bukan sebagai pernyataan tunggal tentang kinerja organisasi, tetapi sebagai seperangkat (atau barangkali banyak) pernyataan, masing-masing mencerminkan kriteria penilaian setiap pihak yang terlibat dengan derajat yang berbeda-beda dalam organisasi.
b. Perspektif Kekuasaan, mengajukan bahwa organisasi efektive adalah yang dapat memuaskan permintaan para anggota koalisi dominan dan paling kuasa sebagai upaya untuk menjamin dukungan mereka yang berkelanjutan agar kelangsungan organisasi terjamin.
c. Perspektif Keadilan, organisasi ini disebut efektive bila mampu meminumkan “kekecewaan” anggota terhadap konsekuensi nyata yang mereka alami akibat partisipasi mereka dalam organisasi.
d. Evolutionary Perspective, memandang penilaian efektivitas organisasional sebagai suatu proses seleksi dalam evolusi masyarakat. Kinerja efektif merupakan cerminan adaptasi organisasi dalam menghadapi berbagai kendala lingkungan.
D)      The Competing Values Model
Model ini didasarkan pada anggapan bahwa individu-individu menilai efektivitas organisasional dengan membuat trade offs antar 3 dimensi nilai umum. Ke-3 dimensi nilai tersebut adalah: fokus organisasional (tugas-orang), struktur organisasional (kendali-flexibilitas), dan hubungan prasarana dan hasil akhir organisasional (proses-pengeluaran).
E)      Model Proses Internal
            Perspektif proses Internal mendasarkan diri pada kepercayaan bahwa para individu harus memiliki kesempatan untuk mengaktualisasi diri, mempertahankan integritas dan keunikan mereka dalam tatanan organisasional. Oleh karena itu, model didasarkan pada suatu rangkaian prinsip-prinsip normatif yang mengarahkan organisasi seharusnya bergungsi untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia agar dapat mencapai potensi maksimal.
 F)      Model Legitimasi
            Model legitimasi menyatakan bahwa kelangsungan hidup organisasi merupakan tujuan utama. Perspektif ini beranggapan bahwa melakukan kerja yang benar (doing the right things) jauh lebih penting dibanding melakukan kerja secara benar (doing thing right), model legitimasi cocok untuk analisis efektivitas ditingkat makro, yaitu dalam penentuan organisasi mana yang “selamat” menurun atau mati.
G)      Model Ketidak-efektivan
Model ketidak-efektifan memusatkan pada faktor-faktor yang menghambat sukses kerja organisasi, bukan faktor-faktor yang menyumbangka pada keberhasilan. Menurut pendekatan ini, efektifitas dipandang sebagai suatu kontinum berkisar dari tidak efektif sampai tingkat efektifitas tinggi. Model ketidak-efektifan paling cocok bila kriteria efektifitas tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat disetujui bersama, dan bila ada kebutuhan untuk mengembangkan secara sistematik strategi-strategi pengembangan organisasi.

2.4 Faktor dan Fungsi yang mempengaruhi Efektifitas     
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas baik yang bersifat intern ataupun ekstern. Faktor-faktor itu meliputi antara lain:
 1.      Karakteristik Organisasi
Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi terutama berkenaan dengan struktur dan teknologi yang digunakan didalamnya. Efektivitas ini dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem kewenangan dalam pengambilan keputusan (sentralisasi versus desentralisasi).
Namun demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi yang memberikan peluang lebih besar daripada tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi ialah apabila sebuah organisasi menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas rendah, formalitas rendah, dan sistem desentralisasi.
2.      Karakteristik Lingkungan
Keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan. Dimensi-dimensi lingkungan yang mempengaruhi efektifitas sebuah organisasi meliputi:
a.       Tingkat keterpaduan keadaan lingkungan
b.      Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
c.       Tingkat rasionalitas organisasi
Atas dasar ketepatan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan tersebut diperoleh tingkat efektivitas tertentu bagi organisasi yang bersangkutan. Dengan kata lain, efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi oleh tingkat ketepatannya dalam menanggapi lingkungan. Oleh karena itu organisasi (dalam hal ini pimpinan) dituntut untuk melakukan pemantauan terhadap perubahan lingkungan secara terus menerus dan berusaha menanggapinya secara tepat dengan melakukan berbagai penyesuaian, baik menyangkut struktur, teknologi, proses, maupun tingkah laku anggota.
3.      Faktor Pekerja
Tingkah laku anggota dapat merupakan hubungan yang sangat berarti bagi pencapaian efektivitas organisasi, tetapi dapat pula merupakan penghambat yang sanggup mengurangai bahkan menggagalkan efektivitas. Masing-masing anggota memiliki karakteristik tertentu yang tidak selalu sama dengan karakteristik anggota lain.Secara langsung ataupun tidak, setiap anggota tentu berupaya mencapai tujuan pribadinya. Konsekuensinya, tingkah laku yang mereka tunjukkan dapat berbeda-beda satu sama lain.
4.      kebijakan manajemen
Kebijakan  yang ditempuh seorang pimpinan dalam mengelola organisasi berpengaruh langsung terhadap efektivitas organisasi. Secara garis besar segi-segi yang berkaitan dengan kebijakan pimpinan mencangkup penentuan tujuan, pencarian dan pemanfatan sumber daya, penciptaan lingkungan yang merangsang anggota untuk berprestasi, proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan kebijakan yang menyangkut kemampuan organisasi dalam merespon lingkungan.
 Fungsi kepemimpinan dan kaitannya dengan efektivitas organisasi
1.         Perencanaan
Fungsi perencanaan mencangkup perumusan tujuan yang hendak dicapai dan penentuan cara yang tepat untuk mencapainya.Tiga macam tujuan berdasarkan operasionalisasi perumusannya, yaitu :
a. tujuan tingkat pertama, yaitu tujuan yang perumusannya masih bersifat abstrak dan sering disebut misi organisasi (mission)
b. tujuan tingkat kedua, yaitu tujuan yang perumusannya sudah lebih konkrit atau s           ering disebut goal
c.tujuan tingkat ketiga, yaitu tujuan yang dirumuskan secara operasional atau sering disebut objective
Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi perencanaan dapat dilihat dari tingkat kejelasan perumusan masing-masing jenis tujuan, saling keterikatan dan konsistensinya satu sama lain serta tingkat ketepatan cara yang dipilih untuk mencapainya.
2.         Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mencangkup keseluruhan aktivitas yang berkenaan dengan pengelolaan struktur, proses, dan hubungan-hubungan di antara para anggota. Koontz berpendapat bahwa rendahnya efektivitas disebabkan oleh :
a    kegagalan menyusun rencana dengan tepat
b    kegagalan dalam menjelaskan hubungan-hubungan di antara para anggota
c     kegagalan mendelegasikan kewenangan
d     kegagalan membuat keseimbangan dalam pendelegasian
e     keracunan antara jalur resmi dan informasi
f     kewenangan tanpa tanggung jawab
g     tanggung jawab tanpa kewenangan
h      kesembronoan dalam penggunaan tenaga staff
i       kesalahan dalam penggunaan kewenangan fungsional
j      bawahan terlalu banyak
k     kesalahan dalam penggunaan unit pelayanan
l       Ada kesan berlebihan pada berbagai aspek
Berikut ini beberapa yang perlu dilakukan pimpinan untuk mencapai tujuannya, yaitu :
a.       Mengidentifikasi seluruh tugas yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
b.      Mendeskripsikan isi dan sifat setiap tugas yang ada
c.       Menentukan dasar-dasar untuk melakukan pengelompokan kepada seluruh anggota
d.      Menyerahkan tugas-tugas yang telah dikelompokkan kepada seluruh anggota
e.       Menentukan dasar-dasar pembentukan unit organisasi yang diperlukan
f.       Mengelompokkan anggota ke dalam unit-unit yang sudah dibentuk
g.      Mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada anggota sesuai dengan fungsi dan peranannya masing-masing dalam organisasi
Efektivitas yang berkenaan dengan fungsi pengorganisasian ditentukan oleh tingkat ketepatan pemilihan struktur, pengaturan hubungan antar anggota, dan pemilihan orang atau karyawan sesuai dengan karakteristik serta jenis tugas yang ditangani.
3          Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi pimpinan yang berkaitan langsung dengan anggota.para aggota perlu digerakkan dan didorong agar bersedia saling bekerjasama guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Setiap anggota memiliki sifat yang khusus dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Perbedaan-perbedaan itu menyebabkan perbedaan tingkahlaku yang mereka tunjukkan dalam organisasi. Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi pengarahan tampak pada tingkat kesungguhan para anggota dalam melaksanakan tugas dan juga pada tingkat kerjasama yang mereka tunjukkan.Semakin positif tingkahlaku anggota berarti semakin berhasil tindakan pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan.
4            Pengawasan
Fungsi pengawasan berkaitan dengan upaya penyusunan antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benar-benar dicapai.Untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah disusun, diperlukan informasi tentang tingkat pencapaian hasil dan juga patokan (standard) sebagai criteria pembanding. Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi pengawasan tampak pada tingkat kemampuan pimpinan dalam mengenali terjadinya penyimpangan dan melakukan tindakan perbaikan. Semakin sedikit penyimpangan yang terdeteksi , semakin efektif pelaksanaan fungsi pengawasan.
2.5 Perspektif Efektifitas
A).            Manajer dan lainnya yang tertarik pada bagaimana organisasi dapat efektif dapat memfokuskan pada satu atau seluruh ketiga perspektif. Tingkat yang paling dasar adalah efektivitas individual, yang menekankan pada kinerja tugas dari karyawan tertentu atau anggota organisasi. Tugas yang harus dikerjakan merupakan bagian pekerjaan atau posisi dalam organisasi.

B).            Individu jarang bekerja sendiri, dalam bentuk isolasi dari rekan lain dalam organisasi. Biasanya, karyawan bekerja dalam kelompok, sehingga masih diperlukan perspektif lain dari efektivitas yakni efektivitas kelompok.

C).            Perspektif yang ketiga adalah efektivitas organisasi. Organisasi terdiri dari individu dan kelompok: karenanya efektivitas organisasi juga terdiri dari efektivitas individu dan kelompok. Tetapi efektivitas organisasi lebih dari sekedar penjumlahan efektivitas individu dan kelompok.





BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit social yang paling efektif dan efisien. Efektivitas organisasi diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya. Sedangkan efisiensi organisasi dikaji dari segi jumlah sumber daya yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu unit masukan (unit of output). Biasanya, masukan berkaitan erat, tetapi tidak sama, dengan tujuan organisasi. Unit masukan merupakan suatu jumlah tertentu yang dapat diukur tentang apa yang dapat dihasilkan oleh organisasi, dan hal ini dinyatakan dalam bentuk mobil, pasien yang sudah sembuh, atau juga yang tidak dihasilksan. Efisiensi akan semakin meningkat apabila biaya (sumber daya yang digunakan) menurun.
Pengukuran terhadap efektivitas dan efisiensi dapat menimbulkan problem yang cukup rumit.Apabila suatu organisasi memiliki tjuan yang terbatas dan konkrit, secara komparatif biasanya efektivitas mudah diukur.



DAFTAR PUSTAKA

·       http://muzakki82.wordpress.com/2010/03/23/efektifitas-organisasi/ di seacrh pada 13 November 2014 melalui GooGle
·       http://peppyku.blogspot.com/2012/05/efektivitas-organisasi.html di seacrh pada 13 November 2014 melalui GooGle



Tidak ada komentar: