MAKALAH
TEORI ORGANISASI
Tentang Efektivitas dalam Organisasi
Oleh kelompok 4
Zainal
Basri E21113305
Hairil
Sakthi HR E21113307
Suherman
Ahmad E21113308
Muhammad
Hidayat DJ E21113312
Reinaldy
Anwar E21113505
Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Uniersitas Hasanuddin
Makassar
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji kita panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan kepada kelompok kami
untuk dapat menyelesaikan halaman demi halaman makalah ini. Shalawat dan salam
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai sang motivator dan
inspirator terhebat sepanjang zaman.
Kelompok
kami sangat sadar bahwa setiap pencapaian adalah buah dari kerja dan sokongan
banyak pihak yang begitu luar biasa, oleh karenanya tanpa mempermasalahkan
hierarkinya, maka Kami ingin sekali
menyampaikan ucapanterima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang memiliki andil terhadap pembuatan makalah ini baik bantuan moriil
maupun materiil.
Semoga makalah yang kami beri judul “ EFEKTIVITAS
DALAM ORGANISASI” ini dapat menjadi
suatu kontribusi positif dan konstruktif bagi para pembaca, serta diharapkan
dapat menambah cakrawala berfikir kita dan tentunya dapat menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi penulis khususnya.
Makassar,15
November 2014
Salam
Kelompok
4
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. 2
DAFTAR
ISI....................................................................................................3
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3 Tujuan
Penulisan............................................................................ 5
BAB
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Efektifitas Organisasi......................................
2.2 Pengukuran Efektifitas Organisasi
..................................
2.3 Model
Model Efektifitas ................................................
2.4 Faktor
Faktor Yang mempengaruhi Efetifitas ..............
2.5 Perspektif
Efektifitas
BAB
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 15
DAFTAR
FUSTAKA.............................................................................. 16
BAB I Pendahuluan
1.1
Latar belakang
Efektivitas adalah keberhasilan mencapai tujuan
organisasi. organisasi yang efektif adalah orgnaisasi
yang mencapai tujuan. efektivitas sebagai tingkat pencapaian
organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi dapat
disebut efektif ketika dapat melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi:
1.
mencapai visi organisasi,
2.
pemenuhan aspirasi,
3.
menghasilkan keuntungan bagi organisasi,
4.
pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan
5.
aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar
organisasi.
Empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas,
yaitu:
(1)
mengerjakan hal-hal yang benar, di mana sesuai dengan yang seharusnya
diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya.
(2)
mencapai tingkat di atas pesaing, di mana mampu menjadi yang terbaik dengan
lawan yang lain sebagai yang terbaik.
(3)
membawa hasil, di mana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang
bermanfaat.
(4)
menangani tantangan masa depan.
Jadi
dapat dikatakan bahwa efektivitas selalu berkait dengan tujuan. Efektivitas
merupakan salah satu dimensi dari produktivitas (hasil) yaitu mengarah pada
pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas adalah suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai.
Di mana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
1.2
Rumusan Masalah
·
Apa pengertian
Efektifitas ?
·
Bagaimana
pendekatan dan cara yang digunakan untuk mengukur Efektifitas ?
·
Hal hal apa saja
yang mempengaruhi Efektifitas ?
1.3
Tujuan Penulisan
·
Mengetahui
Defenisi dari Efektifitas
·
Mengetahui
hal hal yang dapat mempengaruhi Efektifitas
·
Mengetahui
pendekatan dan cara yang digunakan dalam Efektifitas
BAB II Pembahasan
2.1 Defenisi Efektifitas Organisasi
Menurut
Bemard (1938:20) efektivitas organisasi merupakan kemahiran dalam
sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (“if it accomplished
its specific objective aim”). Schein dalam bukunya “organizational Psychology
mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk bertahan,
menyesuaikan diri, memelihara diri dan juga bertumbuh, lepas dari fungsi-fungsi
tertentu yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
Menurut Etzioni, efektifitas sebagai kemampuan
organisasi dalam mencari sumber dan memanfaatkannya secara efisien dalam
mencapai tujuan tertentu. Ahli ekonomi mengartikan efektifitas sebagai
kemampuan organisasi menghasilkan laba sebesar-besarnya, ahli politik mengartikan
sebagai kemampuan organisasi memperoleh posisi yang lebih kuat diantara
organisasi-organisasi lain, Sedangkan karyawan mengartikan sebagai kemampuan
organisasi memberikan tingkat kesejahteraan setinggi-tingginya kepada anggota
dan lain-lain.
Efektivitas adalah jangkauan usaha
suatu program sebagai suatu system dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk
memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan
sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar
terhadap pelaksanaannya. Efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana
dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta
kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat
dicapai dengan hasil yang memuaskan”. Jadi, efektivitas organisasi adalah
tingkat keberhasilan orgnaisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.
Dengan demikian, pengertian efektivitas dalam beberapa definisi di atas
menunjukkan pada kualifikasi sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang
terlebih dahulu ditentukan. Dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan suatu
konsep yang menggambarkan tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya. Jadi efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dengan pemakaian proses yaitu pemilihan cara-cara
yang sesuai dengan tujuan.
Keefektifan adalah derajat di mana
organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan efektivitas adalah kesesuaian hasil
yang dicapai organisasi dengan tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tujuan menjadi pokok pertama
dan utama dari sebuah kegiatan dalam suatu organisasi. Dengan kata lain unsur
yang penting dalam teori efektivitas adalah pencapaian tujuan yang sesuai
dengan apa yang telah disepakati secara maksimal. Tujuan itu tidak lain adalah
harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh
serangkaian proses. Dengan demikian perumusan tujuan dan proses mencapai tujuan
itu melibatkan berbagai komponen, antara lain tenaga, sarana dan prasarana,
serta waktu.
2.2 Pengukuran Efektifitas
Organisasi
A.
Kriteria efektifitas
Kriteria
efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
·
Dari
segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.
ü Kriteria makro ialah
pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya keutungan organisasi
atau pencapaian tujuan akhir organisasi.
ü Kriteria mikro ialah
pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang
sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.
·
Dari
segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas
modal variable tunggal dan jamak.
ü Pengukuran dengan kriteria
tunggal ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu
variable saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini,
contohnya produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang
dihasilkan), kepuasan kerja diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh
para karyawan, keuntungan organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka
yang diperoleh dari bagian pembukuan.
ü Pengukuran dengan
criteria jamak adalah cara melihat efektifitas organisasi dengan menggunakan
sebuah model yang mencakup beberapa variable, dimana hubungan antara berbagai
variable ikut diperhitungkan.
·
Dari
segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis
ü Pengukuran statis
adalah melihat efektifitas dorganisasi dengan mendasarkan diri pada aktivitas
yang telah dilakukan.
ü Dari karakteristik
dinamika organisasi orang berusaha mengukur efektifitas organisasi di waktu
yang akan datang.
·
Dari
segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.
ü Teknik umum dimana
efektifitas diukur dengan criteria yang dapat diterapkan pada semua jenis
organisasi.
ü Teknik kedua adalah
pengukuran efektifitas yang menggunakan criteria lebih khusus sesuai dengan
karakteristik organisasi yang bersangkutan.
Gibson
dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat digunakan sebagai kritera,
yaitu:
1). Produksi
Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan
produk (output) yang dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup
jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas).
2). Efisiensi
Efisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan
dengan penggunaan sumber yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan
perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari besarnya
biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk, besarnya
biaya dan waktu yang diperlukan seiap siswa sampai dengan lulus, dsb.
3). Kepuasan
Kepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi
memenuhi kebutuhan yang dirasakan para
anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang
dihasilkan.Kepuasan dapat diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran,
tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan semangat kerja
yang ditunjukkan anggota.
4). Kemampuan adaptasi.
Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi
melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan.Semakin tinggi frekuensi
tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan penyesuaian, semakin
mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan adaptasi.
5). Pengembangan organisasi.
Pengembangan organisasi adalah criteria efektifitas
yang menunjuk kepada kemampuan organisasi untuk memandang jauh kedepan dan
melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha
organisasi.Criteria pengembangan lebih menekankan pada upaya organisasi dalam
jangka panjang.
B.pendekatan
dalam melihat efektifitas organisasi
Ada
dua pendekatan yang digunakan dalam melihat efektifitas organisasi, yaitu:
·
Pendekatan
tujuan
Pendekatan tujuan adalah pendekatan yang paling
lazim digunakan unutuk menilai dan melihat efektifitas sebuah organisasi.Hampir
senua definisi tentang organisasi yang dapat dijumpai dalam kepustakaan
mengemukakan bahwa pembentukan organisasi adalah dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Meskipun pendekatan tujuan merupakan teknik yang sederhana, mudah,
dan masuk akal tetapi kenyataannya sering dihadapkan pada berbagai problem,
diantaranya:
1). Tujuan sebuah organisasi tidak selamanya
menghasilkan sesuatu yang tampak, sehingga mudah diatur.
2). Sebuah organisasi kadang-kadang memiliki tujuan
yang berdimensi ganda.
3). Menentukan tujuan khusus sebuah organisasi itu
sendiri sering sulit dilakukan.
·
Pendekatan
teori sistem
Teori sistem memandang organisasi dari dua sudut,
yaitu intern dan ekstern.Secara intern organisasi dipandang sebagai kesatuan
yang terdiri dari sejumlah bagian.Bagian-bagian tersebut satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi dan bergantung. Sebagai kelompok kerjasama,
mekanisme kerja organisasi mengikuti siklus: input-proses-output. Sedangakan
secara ekstern organisasi dipandanag sebagai bagian darai lingkungan, inputnya
diambil dari lingkungan, dan outputnya diserap oleh lingkungan. Pendekatan
teori system, memandang organisasi dengan dua penekanan, yaitu:
1). Bahwa organisasi mutlak perlu menyesuaikan diri
dengan kebutuhan
lingkungan.
2). Bahwa secara intern organisasi harus
memberikan perhatian cukup pada
siklus: input-proses-output.
Dengan
jalan pikiran seperti itu, maka sebuah organisasi dapat dikatakan
efektif
apabila memenuhi dua kriteria berikut:
1). Mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan lingkungan.
2). Mampu mengelola siklus
input-proses-output dengan efisien.
2.3 Model Model Efektifitas
A)
Model Tujuan (Goal Model)
Suatu organisasi menurut definisnya diciptakan dan
dirancang secara sengaja untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang ditentukan.
Model tujuan merupakan model yang paling banyak digunakan sebagai kriteria
efektifitas. Model tujuan pada dasarnya menyatakan bahwa efektivitas organisasi
harus dinilai dalam bentuk pencapaian hasil akhir dan bukan cara atau
prosesnya.
Kegunaannya terbatas karena ketergantungannya pada
tujuan yang dapat diukur dan terikat pada batas waktu. Karena tidak semua
organisasi memiliki tujuan dengan karakteristik-karakteristik tersebut, manager
hendakya memilih model ini hanya bila hasih akhir yang menjadi sasaran jelas
dan kapan harus terjadi.
B)
Model Sumber Daya Sistem (System Resource Model)
Model Sumber Daya Sistem menekankan pandangan
tentang organisasi sebagai struktur sosial yang dapat diidentifikasi dan saling
ketergantungan antara organisasi dan lingkungannya. Saling ketergantungan
mengambil bentuk transaksi dimana sumber daya – sumber daya berharga dan langka
dipertaruhkan dalam kondisi persaingan. Sukses organisasi dalam kompetisi
ini selama suatu periode tertentu dipandang sebagai efektivitas
organisasi. Model Sumber daya sistem menekankan akuisisi sumber daya yang
dibutuhkan sebagai kriteria penilaian efektivitas.
C)
Multiple Constituency models
Model-model multiple constituency mengembangkan
kriteria penilaian efektivitas organisasi atas dasar berbagai preferensi
stakeholders yang berbeda terhadap kinerja organisasi. Ada 4 model distributif,
yaitu:
a. Model Relativistik, memandang efektivitas bukan
sebagai pernyataan tunggal tentang kinerja organisasi, tetapi sebagai seperangkat
(atau barangkali banyak) pernyataan, masing-masing mencerminkan kriteria
penilaian setiap pihak yang terlibat dengan derajat yang berbeda-beda dalam
organisasi.
b. Perspektif Kekuasaan, mengajukan bahwa organisasi
efektive adalah yang dapat memuaskan permintaan para anggota koalisi dominan
dan paling kuasa sebagai upaya untuk menjamin dukungan mereka yang
berkelanjutan agar kelangsungan organisasi terjamin.
c. Perspektif Keadilan, organisasi ini disebut
efektive bila mampu meminumkan “kekecewaan” anggota terhadap konsekuensi nyata
yang mereka alami akibat partisipasi mereka dalam organisasi.
d. Evolutionary Perspective, memandang penilaian
efektivitas organisasional sebagai suatu proses seleksi dalam evolusi
masyarakat. Kinerja efektif merupakan cerminan adaptasi organisasi dalam
menghadapi berbagai kendala lingkungan.
D)
The Competing Values Model
Model ini didasarkan pada anggapan bahwa
individu-individu menilai efektivitas organisasional dengan membuat trade offs
antar 3 dimensi nilai umum. Ke-3 dimensi nilai tersebut adalah: fokus
organisasional (tugas-orang), struktur organisasional (kendali-flexibilitas),
dan hubungan prasarana dan hasil akhir organisasional (proses-pengeluaran).
E)
Model Proses Internal
Perspektif proses Internal mendasarkan
diri pada kepercayaan bahwa para individu harus memiliki kesempatan untuk
mengaktualisasi diri, mempertahankan integritas dan keunikan mereka dalam
tatanan organisasional. Oleh karena itu, model didasarkan pada suatu rangkaian
prinsip-prinsip normatif yang mengarahkan organisasi seharusnya bergungsi untuk
mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia agar dapat mencapai potensi
maksimal.
F)
Model Legitimasi
Model legitimasi menyatakan bahwa
kelangsungan hidup organisasi merupakan tujuan utama. Perspektif ini
beranggapan bahwa melakukan kerja yang benar (doing the right things) jauh
lebih penting dibanding melakukan kerja secara benar (doing thing right), model
legitimasi cocok untuk analisis efektivitas ditingkat makro, yaitu dalam penentuan
organisasi mana yang “selamat” menurun atau mati.
G)
Model Ketidak-efektivan
Model ketidak-efektifan memusatkan pada
faktor-faktor yang menghambat sukses kerja organisasi, bukan faktor-faktor yang
menyumbangka pada keberhasilan. Menurut pendekatan ini, efektifitas dipandang
sebagai suatu kontinum berkisar dari tidak efektif sampai tingkat efektifitas
tinggi. Model ketidak-efektifan paling cocok bila kriteria efektifitas tidak
dapat diidentifikasi atau tidak dapat disetujui bersama, dan bila ada kebutuhan
untuk mengembangkan secara sistematik strategi-strategi pengembangan
organisasi.
2.4 Faktor dan Fungsi yang
mempengaruhi Efektifitas
Berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas baik yang bersifat intern ataupun
ekstern. Faktor-faktor itu meliputi antara lain:
1. Karakteristik
Organisasi
Yang
dimaksud dengan karakteristik organisasi terutama berkenaan dengan struktur dan
teknologi yang digunakan didalamnya. Efektivitas ini dipengaruhi oleh tingkat
kompleksitas dan formalitas struktur serta sistem kewenangan dalam pengambilan
keputusan (sentralisasi versus desentralisasi).
Namun
demikian, secara umum dapat dikemukakan bahwa kondisi yang memberikan peluang
lebih besar daripada tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi ialah apabila
sebuah organisasi menggunakan struktur yang memiliki tingkat kompleksitas
rendah, formalitas rendah, dan sistem desentralisasi.
2. Karakteristik
Lingkungan
Keberhasilan
sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kemampuannya
berinteraksi dengan lingkungan. Dimensi-dimensi lingkungan yang mempengaruhi
efektifitas sebuah organisasi meliputi:
a.
Tingkat keterpaduan keadaan lingkungan
b.
Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan
c.
Tingkat rasionalitas organisasi
Atas
dasar ketepatan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan tersebut diperoleh
tingkat efektivitas tertentu bagi organisasi yang bersangkutan. Dengan kata
lain, efektivitas sebuah organisasi dipengaruhi oleh tingkat ketepatannya dalam
menanggapi lingkungan. Oleh karena itu organisasi (dalam hal ini pimpinan)
dituntut untuk melakukan pemantauan terhadap perubahan lingkungan secara terus
menerus dan berusaha menanggapinya secara tepat dengan melakukan berbagai
penyesuaian, baik menyangkut struktur, teknologi, proses, maupun tingkah laku
anggota.
3. Faktor Pekerja
Tingkah
laku anggota dapat merupakan hubungan yang sangat berarti bagi pencapaian
efektivitas organisasi, tetapi dapat pula merupakan penghambat yang sanggup
mengurangai bahkan menggagalkan efektivitas. Masing-masing anggota memiliki
karakteristik tertentu yang tidak selalu sama dengan karakteristik anggota
lain.Secara langsung ataupun tidak, setiap anggota tentu berupaya mencapai
tujuan pribadinya. Konsekuensinya, tingkah laku yang mereka tunjukkan dapat
berbeda-beda satu sama lain.
4. kebijakan manajemen
Kebijakan
yang ditempuh seorang pimpinan dalam mengelola organisasi berpengaruh langsung
terhadap efektivitas organisasi. Secara garis besar segi-segi yang berkaitan
dengan kebijakan pimpinan mencangkup penentuan tujuan, pencarian dan pemanfatan
sumber daya, penciptaan lingkungan yang merangsang anggota untuk berprestasi,
proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan kebijakan yang menyangkut
kemampuan organisasi dalam merespon lingkungan.
Fungsi kepemimpinan dan kaitannya dengan
efektivitas organisasi
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan
mencangkup perumusan tujuan yang hendak dicapai dan penentuan cara yang tepat
untuk mencapainya.Tiga macam tujuan berdasarkan operasionalisasi perumusannya,
yaitu :
a. tujuan tingkat
pertama, yaitu tujuan yang perumusannya masih bersifat abstrak dan sering
disebut misi organisasi (mission)
b. tujuan tingkat
kedua, yaitu tujuan yang perumusannya sudah lebih konkrit atau s ering disebut goal
c.tujuan tingkat
ketiga, yaitu tujuan yang dirumuskan secara operasional atau sering disebut
objective
Efektivitas
organisasi yang berkaitan dengan fungsi perencanaan dapat dilihat dari tingkat
kejelasan perumusan masing-masing jenis tujuan, saling keterikatan dan
konsistensinya satu sama lain serta tingkat ketepatan cara yang dipilih untuk
mencapainya.
2. Pengorganisasian
Fungsi
pengorganisasian mencangkup keseluruhan aktivitas yang berkenaan dengan
pengelolaan struktur, proses, dan hubungan-hubungan di antara para anggota.
Koontz berpendapat bahwa rendahnya efektivitas disebabkan oleh :
a
kegagalan menyusun rencana dengan tepat
b
kegagalan dalam menjelaskan hubungan-hubungan di antara para anggota
c kegagalan
mendelegasikan kewenangan
d
kegagalan membuat keseimbangan dalam pendelegasian
e keracunan
antara jalur resmi dan informasi
f kewenangan
tanpa tanggung jawab
g tanggung
jawab tanpa kewenangan
h
kesembronoan dalam penggunaan tenaga staff
i kesalahan
dalam penggunaan kewenangan fungsional
j bawahan
terlalu banyak
k
kesalahan dalam penggunaan unit pelayanan
l Ada
kesan berlebihan pada berbagai aspek
Berikut ini beberapa
yang perlu dilakukan pimpinan untuk mencapai tujuannya, yaitu :
a.
Mengidentifikasi seluruh tugas yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi
b.
Mendeskripsikan isi dan sifat setiap tugas yang ada
c.
Menentukan dasar-dasar untuk melakukan pengelompokan kepada seluruh anggota
d.
Menyerahkan tugas-tugas yang telah dikelompokkan kepada seluruh anggota
e.
Menentukan dasar-dasar pembentukan unit organisasi yang diperlukan
f.
Mengelompokkan anggota ke dalam unit-unit yang sudah dibentuk
g.
Mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada anggota sesuai dengan
fungsi dan peranannya masing-masing dalam organisasi
Efektivitas
yang berkenaan dengan fungsi pengorganisasian ditentukan oleh tingkat ketepatan
pemilihan struktur, pengaturan hubungan antar anggota, dan pemilihan orang atau
karyawan sesuai dengan karakteristik serta jenis tugas yang ditangani.
3 Pengarahan
Pengarahan
merupakan fungsi pimpinan yang berkaitan langsung
dengan anggota.para aggota perlu digerakkan dan didorong agar
bersedia saling bekerjasama guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Setiap
anggota memiliki sifat yang khusus dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan-perbedaan itu menyebabkan perbedaan tingkahlaku yang mereka tunjukkan
dalam organisasi. Efektivitas organisasi yang berkaitan dengan fungsi
pengarahan tampak pada tingkat kesungguhan para anggota dalam melaksanakan
tugas dan juga pada tingkat kerjasama yang mereka tunjukkan.Semakin positif
tingkahlaku anggota berarti semakin berhasil tindakan pengarahan yang dilakukan
oleh pimpinan.
4 Pengawasan
Fungsi
pengawasan berkaitan dengan upaya penyusunan antara rencana yang telah disusun
dengan pelaksanaan atau hasil yang
benar-benar dicapai.Untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sesuai
dengan rencana yang telah disusun, diperlukan informasi tentang tingkat pencapaian
hasil dan juga patokan (standard) sebagai criteria pembanding. Efektivitas
organisasi yang berkaitan dengan fungsi pengawasan tampak pada tingkat
kemampuan pimpinan dalam mengenali terjadinya penyimpangan dan melakukan
tindakan perbaikan. Semakin sedikit penyimpangan yang terdeteksi , semakin
efektif pelaksanaan fungsi pengawasan.
2.5 Perspektif Efektifitas
A).
Manajer dan lainnya yang tertarik pada bagaimana organisasi dapat efektif dapat
memfokuskan pada satu atau seluruh ketiga perspektif. Tingkat yang paling dasar
adalah efektivitas individual, yang menekankan pada kinerja tugas dari karyawan
tertentu atau anggota organisasi. Tugas yang harus dikerjakan merupakan bagian
pekerjaan atau posisi dalam organisasi.
B).
Individu jarang bekerja sendiri, dalam bentuk isolasi dari rekan lain dalam
organisasi. Biasanya, karyawan bekerja dalam kelompok, sehingga masih
diperlukan perspektif lain dari efektivitas yakni efektivitas kelompok.
C).
Perspektif yang ketiga adalah efektivitas organisasi. Organisasi terdiri dari
individu dan kelompok: karenanya efektivitas organisasi juga terdiri dari
efektivitas individu dan kelompok. Tetapi efektivitas organisasi lebih dari
sekedar penjumlahan efektivitas individu dan kelompok.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi
dibentuk agar dapat menjadi unit social yang paling efektif dan efisien.
Efektivitas organisasi diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai
tujuannya. Sedangkan efisiensi organisasi dikaji dari segi jumlah sumber daya
yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu unit masukan (unit of output).
Biasanya, masukan berkaitan erat, tetapi tidak sama, dengan tujuan organisasi.
Unit masukan merupakan suatu jumlah tertentu yang dapat diukur tentang apa yang
dapat dihasilkan oleh organisasi, dan hal ini dinyatakan dalam bentuk mobil,
pasien yang sudah sembuh, atau juga yang tidak dihasilksan. Efisiensi akan
semakin meningkat apabila biaya (sumber daya yang digunakan) menurun.
Pengukuran terhadap efektivitas dan efisiensi dapat
menimbulkan problem yang cukup rumit.Apabila suatu organisasi memiliki tjuan
yang terbatas dan konkrit, secara komparatif biasanya efektivitas mudah diukur.
DAFTAR PUSTAKA
· http://muzakki82.wordpress.com/2010/03/23/efektifitas-organisasi/ di seacrh pada 13
November 2014 melalui GooGle
· http://peppyku.blogspot.com/2012/05/efektivitas-organisasi.html di
seacrh pada 13 November 2014 melalui GooGle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar